Induk ikan gurame untuk kebutuhan sendiri, bisa diperoleh dari hasil kegiatan sendiri. Sisanya bisa dijual kepada pembudidaya lain. Dengan begtu, anda tidak perlu harus mengeluarkan uang, sebaliknya anda bisa memperoleh keuntungan dari hasil penjualan induk-induk itu.
Bahkan bila induk-induk itu berkualitas baik, anda akan menjadi salah satu penghasil induk nomor satu di daerah anda, dan permintaanpun akan terus meningkat. Dan itu merupakan peluang bagi anda untuk memperoleh keuntungan. Tinggal tergantung anda saja.
Induk dari hasil kegiatan sendiri hanya bisa diperoleh dengan dua cara. Tentu saja, semua itu dilakukan dengan menggunakan induk-induk yang anda punya, atau dengan tidak membeli dari pembudidaya lain. Yaitu induk asal, atau induk yang pertama dibeli dari pihak lain, dan induk dari keturunan induk asal, atau anak-anaknya.
Cara pertama yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan backcross, yaitu dengan mengawinkan antara anak dengan ibunya atau dengan mengawinkan antara anak dengan bapaknya. Inilah cara yang terbaik. Karena kualitas genetiknya (bapak dan ibu) lebih baik.
Bila tidak backcross, bisa juga dengan cara kedua, yaitu dengan mengawinkan antara anak-anaknya, tapi bukan dari satu keturunan. Karena itu, setiap pembudidaya harus memiliki minimal dua kelompok induk yang berbeda garis keturunannya.
Untuk memperoleh induk yang berkualitas baik, baik dari hasil backcross atau dari hasil mengawinkan antara anak dengan anaknya, maka benih hasil kegiatan-kegiatan harus diseleksi, secara ketat atau dipilih benih-benih yang berkualitas baik sesuai dengan tanda-tanda yang telah disarankan, atau sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI).
Seleksi ini dilakukan dalam beberapa tahap. Tahap pertama dilakukan pada benih hasil pendederan pertama, yaitu dengan memilih benih-benih yang pertumbuhannya paling cepat, dan bentuk tubuhnya normal atau tidak cacat, sehat dan tidak luka, sisiknya tersusun rapi, bertubuh gemuk, atau tidak kurus, kepala relatif kecil, gerakannya lincah dan respon terhadap pakan tambahan.
Tahap kedua dilakukan pada benih hasil pendederan kedua dengan tanda-tanda yang sama seperti yang disebutkan di atas. Tahap ketiga dilakukan pada benih hasil dari pendederan ketiga, dan dengan tanda-tanda yang sama. Demikian seleksi dilakukan terus sampai menjelang calon induk dengan tanda-tangda yang sama. Dengan jalan seperti itu akan didapatkan calon-calon induk yang berkualitas baik.
Dalam mendapatkan calon induk dari hasil kegiatan ini ada sebagian pembudidaya yang ingin mencari mudahnya saja, tanpa memikirkan efek negatif dari semua yang mereka lakukan, yaitu dengan mengawinkan induk jantan dan betina yang berasal dari satu keturunan dari hasil pilihan mereka. Padahal mengawinkan induk-induk dari satu keturunan dapat menyebabkan perkawinan dalam satu keturunan atau lebih dikenal dengan istilah inbreeding.
Inbreeding pada ikan dapat berakibat kurang baik, yaitu menurunnya kualitas benih yang dihasilkan, dimana pertumbuhannya akan semakin lambat, tidak tahan pada perubahan lingkungan dan mudah terserang penyakit. Perlakuan ini bila terus berlanjut dapat berakibat semakin menurunnya kualitas genetik,dan akhirnya bisa hancur.
Ada satu cara mudah untuk menghindari inbreeding, yaitu dengan mengambil salah satu jenis kelamin yang dihasilkan dari kegiatan sendiri, sedangkan jenis kelamin lainnya mengambil dari daerah lain atau saling tukar dengan pembudidaya lain. Misalnya betina berasal dari kegiatan sendiri, sedangkan jantan berasal dari pembudidaya lain, atau sebaliknya.
Atau bisa juga membeli beberapa pasang induk dari daerah lain kemudian salah satu jenis kelaminnya dikawinkan dengan jenis kelamin yang dipunyai atau disilang. Induk betina dari daerah atau pembudidaya lain dikawinkan dengan induk jantan dari dipunyai, atau sebaliknya. Induk-induk tersebut harus ditandai atau perputarannya harus dicatat agar mudah mengontrolnya.