Wadah-wadah itu harus disiapkan sebelumnya. Paso dan baskom plastik diisi air bersih setinggi 20 cm. Kedua wadah itu tidak perlu diaerasi. Keadaan itu tidak akan menyebabkan telur atau larva kekurangan oksigen. Penetasan juga bisa dalam akuarium. Akuarium yang diberi aerasi kecil, untuk menambah oksigen dan airnya diberi methilin blue dengan warna biru seulas untuk mencegah serangan jamur.
Telur gurame yang terapung dipindahkan ke wadah-wadah penetasan. Pemindahan harus hati-hati agar tidak merusak telur. Cara yang paling baik adalah dengan menggunakan sendok sayur plastik. Saat pemindahan, telur tidak boleh bersentuhan dengan alat, yaitu setiap pemindahan harus dengan menggunakan air, dan dilakukan secara bertahap.
Sambil pemindahan, dilakukan pemisahan antara telur-telur yang berkualitas baik dengan telur-telur yang berkualitas jelek. Keduanya bisa dibedakan dengan melihat warnanya. Telur yang baik berwarna kuning tua, sedangkan telur yang jelek berwarna putih. Telur yang baik dimasukan langsung ke dalam wadah-wadah penetasan, sedangkan yang jelek dibuang.
Pada saat pemindahan dapat juga dilakukan penghitungan telur dengan tujuan untuk mengetahui jumlahnya. Itu yang dilakukan oleh pembudidaya pemula. Tetapi bagi pembudidaya yang sudah lama, terkadang penghitungan itu tidak perlu, karena mereka sudah bisa menebak berapa jumlah itu. Penghitungan telur memerlukan waktu dan tenaga. Selain itu juga berisiko tinggi. Padat tebar telur 2 - 4 butir/cm2.
Selama penetasan, telur-telur yang berkualitas buruk atau tidak menetas harus dibuang, karena bisa mengotori air dalam wadah penetasan. Hingga akhirnya bisa membuat air menjadi bau dan kualitas air menjadi buruk, dimana oksigennya sangat rendah, sedangkan karbondioksida dan NH3 tinggi. Pembuangan telur dilakukan dengan cara penyimponan atau mengalirkan telur lewat selang kecil yang telah diberi air.